(Review Based on PC Version)
Yang mengatakan kalau industri game tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu perlu berkaca lagi pada statemen tersebut. Tahun ini adalah tahun lahirnya Street Fighter IV, Resident Evil 5,Batman: Arkham Asylum, Uncharted 2, Dragon Age: Origins, Legend of Zelda: Spirit Tracks, The Sims 3, GTA: Chinatown Wars, New Super Mario Bros Wii, dan banyak – banyak – banyak sekali game-game keren lainnya. Tetapi bila saya diminta memilih mana yang harus saya nobatkan untuk menjadi game of the year, tanpa ragu saya akan memilih: Call of Duty: Modern Warfare 2. Saya tahu ada banyak orang yang mengatakan kalau game ini overrateddan dipuji berlebihan sekedar karena ia memecahkan rekor penjualan video game terbesar sepanjang masa. Sekedar catatan, pendapatan Modern Warfare 2 yang mencapai 310 Juta USD hanya pada hari pertama perilisannya adalah pendapatan dunia hiburan terbesar sepanjang masa (The Dark Knight yang memegang rekor opening weekend terbesar film ‘hanya’ mendapat 158 Juta USD selama tiga hari pertama masa tayangnya). Apa sebenarnya yang membuat saya berani berkoar kalau game ini adalah game terbaik tahun ini (setidaknya bagiku)? Silahkan baca.
Call of Duty pertama adalah salah satu serial FPS yang paling kukenang. Serial ini pertama kali dirilis oleh Activision pada tahun 2003, dan saya langsung terkesima ketika melihat Perang Dunia II yang brutal. Saat berperang bersama menyerbu markas musuh amat berbeda dengan FPS-FPS yang ada pada masa itu. Sontak Call of Duty menjadi franchise yang sukses dan terkenal. Tahun demi tahun Activision terus merilis sekuel game Call of Duty yang semua mengambil latar yang sama Perang Dunia II. Memasuki game keempatnya, Infinity Ward selaku developer yang menelurkan game ini sadar bahwa tema Perang Dunia II sudah basi. Seru sih memang seru, dan mungkin masih ada banyak sekali perang-perang yang bisa dimasukkan dalam skenarionya, tetapi Infinity Ward ingin mencoba satu konsep yang baru – yang lebih fresh. Lahirlah Call of Duty 4: Modern Warfare yang mengambil setting bukan di masa lalu yang sudah terukir sejarah melainkan masa depan alternatif. Bisa dibilang Call of Duty 4: Modern Warfarelah yang membawa franchise Call of Duty menjadi superstar dunia FPS. Perlahan tapi pasti, bahkan game center yang biasa dipenuhi kebisingan game lama Counter Strike mulai berubah menjadi Modern Warfare.
Begitu cintanya gamer pada Modern Warfare, ketika tahun lalu seri kelima Call of Duty dirilis dengan sub-judul World at War dan (kembali) mengambil setting di Perang Dunia II, banyak sekali orang kecewa dan mengecam ini sebagai langkah mundur serial Call of Duty. Yang mereka tidak tahu saat itu adalah, serial Call of Duty sebenarnya didesign oleh dua developer hampir secara simultan untuk memastikan publisher Activision punya satu game Call of Duty untuk dirilis tiap tahunnya. Sementara Infinity Ward merilis Modern Warfare di tahun 2007, Treyarch yang adalah pengembang satunya gantian merilis World at War di tahun 2008. Di tahun yang sama, Infinity Ward tengah bekerja keras untuk memenuhi harapan gamer akan sebuah game Modern Warfare yang baru. Dirilislah Modern Warfare 2 tahun ini – dan sisanya adalah sejarah. Tercatat dalam lima hari pertama saja sudah ada delapan juta orang online dan bermain Modern Warfare 2 secara multiplayer!
Saya tahu bahwa tidak biasanya sebuah FPS mementingkan cerita, tetapi Modern Warfare 2 adalah pengecualian. Ringkasan berikut ini bisa jadi mengandung spoiler, sehingga kalau kamu peduli dengan spoiler – lompati paragraf ini. Lima tahun berlalu setelah akhir Modern Warfare pertama. Kematian Imran Zakhaev bukannya menjadikan dia seorang penjahat perang – malahan berubah menjadi seorang pahlawan dan martir di Russia sana. Lebih mengecewakannya lagi adalah Vladimir Makarov yang dulunya seorang ajudan Zakhaev mulai membentuk kelompok teroris yang terus menyerang berbagai kota di Eropa. Amerika tentu saja tidak tinggal diam dan menyusun regu elit Task Force 141. Salah seorang anggotanya bernama Joseph Allen ditugaskan untuk menyusup dalam rombongan Makarov dalam aksi terorisme mereka. Aksi tersebut termasuk menembaki seluruh penumpang di bandara internasional Moskow secara membabi-buta. Sial bagi Allen, Makarov memergoki penyamarannya dan membunuhnya. Saat mayat Allen teridentifikasi, Russia pun marah besar karena menganggap Amerika berada di balik serangan tak berperikemanusiaan itu. Mereka membajak sistem radar di Amerika dan melancarkan serangan besar-besaran secara diam-diam ke kota Washington. Sementara kamu harus menghentikan invasi Russia ke tanah Amerika, kamu juga harus mencoba menangkap Makarov yang merupakan dalang semua kekacauan ini.
Karena ada beberapa plot yang berjalan bersamaan dalam cerita, kamu juga akan memainkan beberapa karakter berbeda di berbagai macam lokasi (untuk Single Player Mode). Modern Warfare 2 memang menyenangkan untuk dimainkan sendiri maupun bersama-sama. Dimainkan bersama-sama sih sudah jelas. Dengan grafis terkini, berbagai macam map dan campaign yang bisa dipilih (dan saya rasa akan terus bertambah seiring dengan hadirnya expansion pack resmi maupun tidak resmi), Modern Warfare 2 bisa dimainkan berjam-jam dengan kawan-kawanmu. Toh, dimainkan sendiri pun Modern Warfare 2 tidak kalah asyiknya. Single Player Mode menawarkan tur gratis ke berbagai macam lokasi eksotik dunia. Setelah misi prolog di Afghanistan, kita masih dibawa untuk melihat Rio De Janeiro, Siberia, Moskow, Washington, dan banyak tempat lagi. Setiap lokasi juga memiliki tujuan yang berbeda-beda sehingga misi tidak pernah terasa monoton. Misi yang paling memorable bagiku adalah Cliffhanger yang merupakan misi kedua. Tidak tanggung-tanggung, misi ini diakhiri dengan kejar-kejaran naik snowmobile yang sangat intens dan menegangkan. Beberapa pihak mengkritik Single Player Mode terlalu cepat dibandingkan game-game Call of Duty sebelumnya. Saya tidak setuju. Saya memerlukan waktu kira-kira enam hingga delapan jam untuk menyelesaikan Single Player Mode yang terbagi menjadi 18 chapter ini – cukup panjang untuk ukuran game FPS. Lagipula apa gunanya memperpanjang sebuah cerita Single Player Mode apabila malah mengorbankan kualitas ceritanya sendiri? Setiap satu chapter dalam game ini menurut saya berpengaruh untuk memajukan jalan ceritanya sebagai satu kesatuan. Tunggu apa lagi Hollywood? Garap versi film dari game ini! Selain mode ceritanya, dalam Single Player Mode juga terdapat berbagai variasi misi Solo yang bisa kamu jalankan bila kamu penasaran dengan kemampuanmu sendiri. Semakin bagus kamu menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, semakin banyak medal yang akan kamu menangkan sebagai penghargaanmu. Tantangan yang pendek – tetapi cukup mengasyikkan untuk mengisi waktu dan terus mengasah ketajaman instingmu.
Cerita yang hebat dan gameplay yang seru itu juga ditunjang oleh grafis dan suara yang ekselen. Seperti yang saya katakan tadi, Single Player Mode membawa pemain ke berbagai lokasi yang berbeda-beda di dunia, mulai dari putih dinginnya Siberia di tengah badai salju, serangan bawah laut di sebuah stasiun lepas pantai, perkampungan kumuh Rio De Janeiro, sampai pada kota Washington yang membara. Semuanya berbeda kecuali satu: semuanya digarap dengan detail yang mengagumkan. Bagi yang memainkannya di PC pun tak perlu khawatir sebab Modern Warfare 2 bukan game yang rakus spesifikasi (I’m looking at you Crysis), asal komputermu dulu kuat memainkan Modern Warfare pertama dan World at War, Modern Warfare 2 pun bisa kamu mainkan dengan setting standar tanpa slowdown berarti. Musik dalam Call of Duty sudah biasa ditangani oleh komposer-komposer top dan ini pun bukan pengecualian. Apabila di prekuelnya duet Stephen Barton dan Harry Gregson-Williams yang menggubah track-tracknya, kali ini musik dikompos oleh Hans Zimmer. Keberanian Infinity Ward merekrut komposer-komposer besar ini terbukti manjur. Ingat misi Cliffhanger yang kutulis di atas tadi? Alasan kenapa misi tersebut begitu memorable tidak hanya adegannya saja tetapi karena musik Zimmer yang mengiringi sangat pas menggiring emosiku. Saya jarang menyarankannya, tetapi untuk Modern Warfare 2, kalau kamu bisa mendapatkan OSTnya maka belilah itu tanpa ragu!
Memang Modern Warfare 2 tidak memberikan inovasi baru seperti ketika sang prekuel mengubah fondasi setting FPS, tetapi dengan jalan cerita yang fantastis, grafis yang tajam tetapi tidak makan banyak resource, kualitas musik yang luar biasa, sampai unsur fun dan replayability yang tinggi, Call of Duty: Modern Warfare 2 saya nilai layak mendapatkan penghargaan game terbaik tahun ini.
Final Verdict
Gameplay: 10
Single Mission Mode-nya langsung bikin ketagihan untuk memainkannya terus dan terus. Kualitas cinematic scenenya disutradarai dengan meyakinkan dan berkali-kali saya harus meyakinkan diri saya bahwa ini ‘hanya’ game dan bukan film. Bila kamu bertujuan ingin memainkan game ini online, pilihlah versi 360nya karena jaringan Live dari X-Box saat ini merupakan jaringan yang paling menunjang. Sebaliknya bila ingin mendapatkan grafis terbaik untuk game ini, beli graphic card terbaik dan bersiaplah untuk terpana memainkannya.
Single Mission Mode-nya langsung bikin ketagihan untuk memainkannya terus dan terus. Kualitas cinematic scenenya disutradarai dengan meyakinkan dan berkali-kali saya harus meyakinkan diri saya bahwa ini ‘hanya’ game dan bukan film. Bila kamu bertujuan ingin memainkan game ini online, pilihlah versi 360nya karena jaringan Live dari X-Box saat ini merupakan jaringan yang paling menunjang. Sebaliknya bila ingin mendapatkan grafis terbaik untuk game ini, beli graphic card terbaik dan bersiaplah untuk terpana memainkannya.
Graphic / Sound: 9.0
Kualitas grafis Modern Warfare 2 mungkin tak bisa dibandingkan dengan Crysis atau Farcry 2 bila sama-sama dimasukkan pada setting maksimum. Tidak berarti grafisnya jelek. Justru saya lebih kagum pada Infinity Ward yang mampu mendapatkan keseimbangan sebuah game yang tetap apik pada grafisnya tetapi bisa dimainkan di (hampir) semua gaming computer. Untuk versi konsolnya sendiri, kualitas Modern Warfare II setara (kalau tidak sedikit lebih baik) dengan FPS-FPS yang ada saat ini. Kualitas musik yang ditangani oleh Hans Zimmer dan voice acting yang meyakinkanlah yang menjadi poin terkuat sisi audio visual.
Kualitas grafis Modern Warfare 2 mungkin tak bisa dibandingkan dengan Crysis atau Farcry 2 bila sama-sama dimasukkan pada setting maksimum. Tidak berarti grafisnya jelek. Justru saya lebih kagum pada Infinity Ward yang mampu mendapatkan keseimbangan sebuah game yang tetap apik pada grafisnya tetapi bisa dimainkan di (hampir) semua gaming computer. Untuk versi konsolnya sendiri, kualitas Modern Warfare II setara (kalau tidak sedikit lebih baik) dengan FPS-FPS yang ada saat ini. Kualitas musik yang ditangani oleh Hans Zimmer dan voice acting yang meyakinkanlah yang menjadi poin terkuat sisi audio visual.
Play Time: 10
Setelah memainkan Single Player Mode (baik yang Campaign dan Cooperative) yang bisa menyedot 10 hingga 20 jam, bergabung dalam komunitas dunia maya (konsol) atau mainkan game ini secara LAN di Game Center (PC). Dengan angka 8 juta orang (dan mungkin terus bertambah) yang terkoneksi di dunia internet guna memainkan Modern Warfare II, jangan heran kalau game ini akan jadi idola dalam turnamen-turnamen FPS yang akan datang!
Setelah memainkan Single Player Mode (baik yang Campaign dan Cooperative) yang bisa menyedot 10 hingga 20 jam, bergabung dalam komunitas dunia maya (konsol) atau mainkan game ini secara LAN di Game Center (PC). Dengan angka 8 juta orang (dan mungkin terus bertambah) yang terkoneksi di dunia internet guna memainkan Modern Warfare II, jangan heran kalau game ini akan jadi idola dalam turnamen-turnamen FPS yang akan datang!
Score: 9.8
Game Details
Developer: Infinity Ward
Publisher: Activision
Genre: FPS
Developer: Infinity Ward
Publisher: Activision
Genre: FPS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar